BAYAN MAGHRIB
DA'I ADALAH DUTANYA ALLAH DI MUKA BUMI
Allah telah jadikan dunia ini tempat ujian, Darrul Intihan. Setiap manusia dalam keadaan apa saja dan siapa saja selalu dalam keadaan di uji oleh Allah. Kesenangan itu ujian dari Allah, kesusahan itu juga ujian dari Allah. Kesehatan itu ujian dari Allah dan Sakitpun juga ujian dari Allah. Harta, Jabatan, Keluarga, Perdagangan, Rumah, Kerabat, Teman, tetangga, Anak yatim, semua keadaan adalah ujian dari Allah. Allah tidak pandang status seseorang atau jabatannya, yang Allah lihat adalah sejauh mana orang itu mau sabar dalam ujian dan taat pada perintah Allah ketika di uji. Allah awasi manusia setiap saat, semuanya tercatat oleh malaikat seluruh perbuatannya, tidak ada yang meleset. Hasilnya akan Allah nampakkan nanti di akherat. Kita disuruh baca sendiri oleh Allah, disuruh menghitung sendiri amal perbuatannya. Di pengadilan Allah, semuanya akan Allah hisab, ditanya, dan harus dipertanggung jawabkan. Hasilnya hanya ada 2 saja :
1. Surga : Bahagia selama-lamanya
2. Neraka : Menderita selama-lamanya
Firman Allah :
“ Katakanlah : ( Muhammad ) ini adalah jalanku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku, (yaitu) mengajak (kamu/manusia) kepada Allah dengan Hujjah yang nyata…” (12:108)
Jalannya Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah mengajak manusia untuk taat kepada Allah. Sejauh mana mereka mengikuti jalan Nabi SAW dan sahabat RA, sejauh itu pula pertolongan Allah dan bantuan Allah kepada mereka. Mereka inilah orang-orang yang akan Allah menangkan, sebagaimana Allah telah menangkan para Nabi AS dan Sahabat RA diatas musuh-musuh mereka. Sedangkan musuh para Nabi AS adalah mereka yang menentang Jalan Hidup para Anbiya AS, mereka inilah orang yang celaka. Sudah Allah ceritakan dalam Al Quran kehidupan musuh-musuh Nabi yang menyebabkan mereka Allah binasakan. Allah tidak memandang kesuksesan mereka dalam hal keduniaan, yang Allah mau adalah ketaatan mereka kepada Allah.
Inilah yang namanya ujian, hanya ada 2 jalan :
1. Hidup Cara Nabi : Jalan keselamatan dan kebahagiaan (Darrussalam)
2. Hidup Cara Musuh-musuh Nabi : Jalan menuju Kebinasaan dan kesengsaraan
Sekarang kita coba Tafakkur (berpikir tentang kehidupan kita) dan Muhasabbah (menghisab kehidupan kita), ada di jalan yang mana kita saat ini. Inilah modal kita untuk selamat yaitu sering bertafakkur dan bermuhasabah agar kita tetap berada pada jalan yang benar. Jika kita ternyata berada pada jalan yang keliru, segeralah bertobat dan ubah haluan. Kita tata hidup kita kembali menjadi seperti kehidupan yang Allah mau, yaitu kehidupan Nabi SAW dan para sahabat. Mumpung kita masih punya waktu untuk merubah jalan dari yang salah kepada jalan yang benar. Penyesalan di akherat nanti sudah tidak ada gunanya lagi. Jalan Nabi SAW dan para sahabat adalah jalan yang menuju kepada pengampunan dosa. Yaitu jalan-jalan orang yang bertobat dan senantiasa memperbaiki diri. Mereka yang mengambil jalan ini akan selalu berinabah, mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah.
Kesalah fahaman terbesar yang terjadi pada umat saat ini adalah umat saat ini berkerja, bersusah payah, memaksakan diri untuk mendapatkan sesuatu yang pada akhirnya akan ditinggalkan, dan tidak akan di bawa ke dalam kubur. Suatu ketika Nabi SAW bertanya kepada para sahabat RA, “Mana yang lebih kamu sukai harta yang kamu miliki atau harta yang dimiliki oleh ahli waris ?” para sahabat menjawab, “Tentu harta yang kami miliki sendiri ya Rasullullah” Lalu Nabi SAW berkata mahfum, “Sesungguhnya seluruh harta yang kamu kirim untuk akheratmu adalah harta kamu yang sebenarnya, sedangkan harta yang kamu tinggalkan adalah milik ahli warismu.” Inilah yang tidak di sadari oleh umat saat ini bahwa yang namanya tabungan kita atau harta kita adalah yang telah kita infakkan kepada Allah, dan yang kita tinggalkan ini akan menjadi milik orang lain. Jadi hari ini orang mati-matian mengumpulkan harta, agar bisa dinikmati oleh orang lain. Harta yang di dunia ini tidak akan selamanya bersama kita, tetapi yang telah dikirim kepada Allah inilah yang akan kekal.
Ada 3 Macam Nikmat yang Allah berikan kepada manusia :
1. Nikmat Zohiriah : Dari Sifat Pengasih Allah ( Ar Rahman )
Seperti Nikmat : Udara, Air, Panas Matahari, Harta, Pangkat, dll.
Ini diberikan kepada seluruh manusia
2. Nikmat Bathiniah : Dari Sifat Penyayang Allah ( Ar Rahim )
Seperti Nikmat : Taqwa, Qona’ah, Hidayah, Sholat, Dzikir, dll.
Ini diberikan hanya kepada orang yang beriman
3. Nikmat Tertinggi : Yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul
Yaitu : Fikirnya, Risaunya, Akhlaqnya, dan Kerjanya Anbiya AS
Ini diberikan kepada kekasih-kekasih Allah
Jika nikmat tertinggi itu wujud dalam diri kita, berarti Allah sangat sayang pada kita. Sedangkan Allah hanya memberikan nikmat tertinggi itu kepada orang yang paling Allah cintai yaitu para Anbiya AS. Nikmat kerajaan Allah berikan kepada musuh Allah juga seperti Firaun dan Namrud. Nikmat harta juga Allah telah berikan kepada musuhnya yaitu Qorun. Nikmat kesehatan Allah juga berikan kepada musuhnya yaitu Kaum Ad. Nikmat Teknologi industri dan Arsitektur juga Allah berikan kepada kaum Tsamud. Nikmat Pertanian juga Allah berikan kepada kaum Saba. Namun nikmat yang paling mulia adalah pertolongan dari Allah untuk mengikuti jalannya para Anbiya AS dan sahabat RA. Sekarang pilihan ada di kita apakah kita mau mengikuti jejak musuh Allah atau kekasih Allah.
Barang siapa merasa lebih nikmat mendapat nikmat harta dibanding dengan nikmat Iman dan Amal, berarti dia sudah menghina Allah sebagai pemberi Nikmat tertinggi. Nikmat harta ini nilainya tidak lebih besar dari sebelah sayap nyamuk, sedangkan nikmat amal disisi Allah melebihi besarnya langit dan seluruh isinya. Untuk itu kita harus mensyukuri nikmat amal ini melebihi nikmat harta yang kita miliki. Satu Amal ini walaupun sebesar biji sawi, dapat kita bawa sampai mati, dan dapat menyelamatkan kita dari adzab Allah di akherat. Sedangkan harta di dunia, jika tidak kita gunakan untuk kemauan Allah maka ini hanya laku di dunia, sedangkan di akherat akan di hisab dengan keras. Siapa saja yang kufur dari nikmat yang Allah berikan maka Allah akan rampas nikmat itu dan Allah akan binasakan orang itu. Sebagaimana Allah telah binasakan orang-orang yang kufur dari nikmat Allah seperti Firaun, Qorun, Kaum Ad, Kaum Saba, dll. Hari ini kita lihat hati kita, lebih terkesan mana mendapatkan nikmat-nikmat musuh Allah atau nikmat menjalani kehidupan para Nabi.
Firman Allah :
“Kamu adalah umat yang terbaik (Choiru Ummah) yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah yang Mungkar, dan kalian beriman kepada Allah…” (3 : 110)
Nikmat Akbar atau nikmat besar dari Allah yang diberikan kepada Umat saat ini adalah Predikat Choiru Ummah, Gelar Umat Terbaik. Nabi Muhammad adalah pemimpin para Anbiya AS dan kita adalah ummat yang terbaik. Allah berikan pridikat umat terbaik kepada umat Nabi SAW asbab kerja yang mulia yaitu kerja Dakwah, kerjanya para Nabi. Nabi SAW dan para sahabat RA datang kepada manusia untuk mengajak mereka kepada Nikmat yang Akbar. Tetapi kebanyakan dari mereka malah lari bahkan menentangnya.
Yang harus menjadi fikir kita saat ini adalah bagaimana umat dapat selamat dari adzab Allah, di dunia dan akherat. Kita perlu kerjakan Dakwah ini dengan :
1. Yakin Nabi SAW : Tidak terkesan pada keadaan apapun
2. Tertib Nabi SAW : Cara yang di contohkan oleh Nabi SAW
3. Akhlaq Nabi SAW : Iqrom, Khidmat, Kasih Sayang, Hikmah
4. Fikir Nabi SAW : Kerisauannya dan Bashirohnya
Sedangkan modalnya dan asbabnya Nabi SAW hanya :
1. Yakin yang benar : Allah bersama Saya
2. Perintah Allah : Dibalik perintah ada pertolongan Allah
3. Do’a : Senjata Nabi SAW
Inilah methode dakwah peninggalan Nabi SAW. Siapa saja yang meninggalkan dakwah maka dia akan jatuh dari pandangan Allah. Allah akan buang dia seperti manusia membuang sampah ke tempat sampah lalu tidak di lihatnya lagi. Allah akan tutup pintu-pintu keberkahan wahyu darinya. Dia tidak akan diperhatikan dan ditolong oleh Allah. Do’anya tidak akan di dengar dan Allah akan sibukkan dia pada amal-amal yang Allah benci. Sehingga dia akan mati dalam keadaan dibenci oleh Allah.
Sahabat memenangkan peperangan, namun ketika pembagian ghanimah malah banyak yang menangis. Abu Darda RA ditanya oleh yang lain kenapa dia menangis, dia menjawab, “Jika kita sampai kufur terhadap nikmat yang Allah beri ini, maka nanti Allah akan hinakan kita seperti Allah hinakan Bani Israil ketika mereka kufur dari Nikmat Allah. Mereka meninggalkan perintah Allah, sehingga Allah cabut kenikmatan mereka dan Allah hinakan mereka.” Abu Darda RA takut kita tertimpa musibah dan kehinaan seperti Bani Israil ketika mereka kufur dari Nikmat yang Allah berikan.
Bani Israilpun pada awalnya Allah berikan banyak kenikmatan seperti :
1. Kenikmatan bebas dari rasa takut terhadap Firaun
2. Kemenangan melawan Firaun
3. Makanan dan minuman yang datang dari langit
4. Di tunjukkan kebesaran-kebesaran Allah, dll.
Namun mereka lalai dari pemberian Allah kepada mereka. Mereka tinggalkan perintah Allah dan kufur terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Akhirnya Bani Israil Allah hinakan sampai hari kiamat. Abu Darda RA takut kita bernasib sama seperti Bani Israil yang kufur dari nikmat Allah. Nabi SAW pernah berkata mahfum, “Setiap umat memeliki fitnah, sedangkan fitnah umatku adalah harta.” Awal kehancuran dari umat ini adalah ketika fitnah harta sudah masuk ke dalam kehidupan umat. Apa itu fitnah harta yaitu harta yang dapat melalaikan kita dari perintah Allah dan menyebabkan kita kufur dari nikmat Allah. Jika harta sudah masuk ke dalam umat akan terjadi 4 perkara, dan ini telah terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus sampai hari kiamat. 4 perkara itu adalah :
1. Kesibukan mengurus harta, sehingga lalai dari Amal Agama
2. Perpecahan diantara umat
3. Menyebabkan hati menjadi keras
4. Pintu menuju kemaksiatan akan terbuka
Jika kita lebih menangisi harta kita yang telah hilang dibanding menangisi perintah Allah yang kita tinggalkan, maka do’a kita tidak akan di dengar oleh Allah. Ciri-ciri orang yang tawakkal kepada Allah adalah ketika dia kehilangan sesuatu, maka dia akan berkata, “Innalillahi wa inna illaihi Roji’un”, segala sesuatu datangnya dari Allah dan kepada Allahlah kembalinya segala sesuatu. Pada hakekatnya kita tidak memiliki apa-apa. Allahlah yang memberikan segala sesuatu kepada kita, dan Allah pulalah yang mengambilnya. Bahkan diri kita ini adalah milik Allah, yang sewaktu waktu Allah akan mengambilnya. Maulana Ibrahim dari India berkata, “Ciri-ciri kebathilan terbesar dalam diri manusia adalah ketika dia mengira bahwa harta dan diri dia adalah milik dia. Padahal segala sesuatu ini adalah milik Allah. Untuk membenarkan kesalah fahaman ini, maka penting kita korbankan diri dan harta kita di jalan Allah.”
Kita ini adalah dutanya Allah di muka bumi, sehingga kita di tuntut untuk bekerja seperti seorang duta. Jika seorang duta di kirim ke suatu negari, maka kekuatan negara yang mengirim akan bersama dia. Jika si duta ini disakiti maka negara yang mengirimpun akan turun tangan. Begitu juga kita, sebagai duta Allah, kekuatan yang mengirim bersama yang di kirim. Namun jika kita tidak menjalankan tugas kita sebagai seorang duta, maka Allah akan memecat kita sebagaimana negara akan memecat dutanya yang lalai dari amanat negara dan akan menggantinya dengan yang lain. Tanpa kita sadari kita sudah bekerja sebagai supir, pembantu, atau yang tingkatannya jauh lebih rendah dari seorang duta. Begitu juga kita, jangan tertipu dengan pekerjaan yang lebih kecil, sehingga pekerjaan besar kita tinggalkan yaitu sebagai duta Allah. Jangan mau meninggalkan pekerjaan yang besar dan mempunyai derajat tinggi di sisi Allah, demi mengurusi dunia saja yang kecil disisi Allah.
Apa tujuannya membuat Amal Maqomi dan Khuruj Fissabillilah? tujuannya adalah untuk perbaikan hati (Tazkiyatun Nafs) dan perbaikan Iman (Tazkiyatun Iman). Kita buat maqomi dan keluar di jalan Allah agar hati kita ini bercahaya dan agar kita siap menjadikan kerja dakwah ini sebagai maksud hidup. Maksud dikirimnya para Anbiya AS adalah untuk buat kerja dakwah agar manusia selamat dari siksa neraka dan membimbing mereka menuju jalan ke surga. Siksa Neraka itu tidak terbayangkan kedahsyatannya, kengeriannya, kepedihannya. Mereka meminta kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia agar bisa beramal. Namun kata Allah dalam Qur’an walaupun mereka di kembalikan ke dunia, mereka akan tetap durhaka. Dikatakan Ahli Neraka ini akan mengerang kesakitan dan saling menangisi selama ribuan tahun. Mereka akan berteriak, “keluarkan kami…keluarkan kami..” Lalu Allah menjawab, “Diamlah kamu dan terhinalah kamu selamanya.” Inilah penderitaan Ahli Neraka, dan inilah asbab diutusnya para Anbiya AS.
Dakwah para Anbiya AS itu adalah :
1. Perkara Tauhid : Keyakinan yang sempurna
2. Perkara Risalat : Jalan Keselamatan / Cara Hidup
3. Perkara Akherat : Tempat kembali / Tujuan Akhir
Sedangkan maksud dikirim para Anbiya AS adalah untuk :
1. Tabligh : Menyampaikan perkara yang Haq
2. Taklim : Mengajar manusia mengenal yang Haq
3. Tazkiyah : Memperbaiki Akhlaq dan Keyakinan Manusia
Kita harus tingkatkan pengorbanan kita sampai batas akhir kemampuan kita menuju SurgaNya Allah. Sedangkan batas akhir Ahlul Dunia adalah Neraka Jahannam sebagai tempat kembalinya. Kita perlu timbulkan rasa kasihan, sedih, prihatin kepada mereka yang jauh dari Allah. Kita harus bisa menyayangi mereka sebagaimana kita menyayangi keluarga dan diri kita sendiri. Kita harus risaukan keadaan mereka di akherat nanti. Beri mereka nasehat dengan kerisauan yang tinggi. Inilah Jalannya Umar RA, Abu Bakar RA, Utsman RA, Ali Ra, sampai kepada Nabi SAW dan para Anbiya AS yaitu Jalan Dakwah. Jika kita ikuti jalan mereka maka hati kita akan bercahaya penuh dengan hidayah sehingga akan terlihat dengan jelas oleh kita antara yang Haq dan yang Bathil. Terus kita tingkatkan pengorbanan sampai ke batas pengorbanan sahabat sampai hilang kesan kita terhadap keduniaan. Banyak do’a kepada Allah karena ketaatan hanya dapat dilakukan dengan pertolongan Allah.
Maulana Ilyas Rah.A berkata :
“Siapa saja yang ikut kerja dakwah tetapi tidak yakin Allah akan menolong dia berarti orang ini adalah orang yang fasik.”
Allah akan tolong kita seperti Allah telah tolong sahabat RA dan para Nabi AS. Siapa saja yang mengisi hatinya dengan Amal Agama, maka Allah akan masukkan cahaya ke dalam hatinya sehingga ia dapat melihat dengan cahaya Allah. Umar RA pernah berkata, “Hati-hati dengan firasat orang beriman.” Khalid bin Walid suatu ketika mau di jebak oleh seorang Raja, tetapi ketika itu Allah beri Ilham dan firasat kepada Khalid bin Walid RA. Si utusan Raja ketakutan ketika Khalid sadar bahwa dirinya akan di jebak, sehingga dia beberkan seluruh rahasia dan rencana penjebakan tersebut. Ketika itu Khalid RA datang menuju jebakan Raja, namun dia datang dengan persiapan. Akhirnya jebakan tersebut hanya memakan si raja itu sendiri. Inilah pertolongan Allah kepada orang beriman. Khalid RA tidak bisa di tipu karena dia dapat melihat dengan cahaya Allah. Ketika Cahaya masuk ke dalam hati, maka akan menghilangkan kegelapan di sekililingnya. Sehingga sesuatu yang tidak nampak oleh mata manusia terlihat oleh orang yang hatinya di penuhi oleh cahaya Allah. Umat hari ini di tipu atau di jebak tetapi dirinya tidak tau bahwa dirinya telah di tipu dan di jebak. Ini dikarenakan Hati ini tidak masuk cahaya Allah. Seperti katak dalam tempurung, di kegelapan merasa dapat mengetahui segalanya, padahal dia tertutup dari yang namanya kebenaran.
Seorang sahabat setiap ada peperangan selalu membuka pakaian besinya agar bisa mati di jalan Allah. Tetapi apa yang terjadi, pesan pimpinan musuhnya, “Jika kalian bertemu dengan orang yang telanjang dada, lari saja…” Maka dalam peperangan, tentara musuh, setiap melihat Birrah RA lari ketakutan seperti domba yang lari melihat srigala. Ini dikarenakan hati para sahabat ini telah dimasuki oleh cahaya Allah. Sehingga cahaya ini bisa menembus dan melihat kepada kehidupan sesudah mati. Sahabat mencintai mati sebagaimana Ahlul Dunia mencintai harta.
Kenapa kita dikenalkan kepada usaha nubuwah ini yaitu untuk menyebarkan kebaikan kepada seluruh manusia, membawa kabar gembira tentang Surga yang Allah janjikan, dan memberi peringatan tentang Adzab Allah. Kebaikan yang kita dapat dari Dakwah ini adalah untuk diri kita sendiri. Bencana akan datang jika dakwah di tinggalkan, dan Allah akan meminta pertanggung jawaban kita atas kerja dakwah ini. Kita ajak manusia mengenal Allah dan janji-janjinya, lalu kita bawa mereka kepada kehidupan Nabi SAW dan para sahabat. Bagaimana mereka, Nabi SAW dan para sahabat RA, Allah muliakan dunia dan akherat. Dakwah ini adalah usaha agar umat mau balik kepada jalan keimanan dan jalan ketaqwaan, yaitu jalannya para Anbiya AS dan Sahabat RA. Kesibukan kita hari ini adalah dengan perkara yang kecil dan hina disisi Allah. Kita melupakan perkara yang dapat menaikkan derajat kita dan yang justru menyebabkan kita mulia dan besar disisi Allah. Kekuatan Allah akan bersama dengan umat ini jika mereka mau hidupkan dakwah dan kembali kepada kehidupan dan jalan para Anbiya AS dan Sahabat RA.
Permisalan gerak dakwah yang dilakukan umat ini adalah seperti salju yang meleleh karena sinar matahari sehingga mengalir turun gunung, masuk ke lembah-lembah, turun ke parit, lalu ke sungai, dan menuju Laut. Air ini memberi manfaat kepada semua yang di lewatinya. Gerak air ini suci dan mensucikan. Ketika air ini gerak manfaatnya adalah buat tumbuh-tumbuhan, binatang yang haus, membersihkan kotoran, dan lain-lain. Semuanya dapat mengambil manfaat, selama air itu dalam keadaan bergerak.
Sedangkan permisalan orang yang berhenti dari dakwah ini seperti air yang terjebak ke dalam lobang-lobang air, dia akan menetap disana. Air yang terjebak ini akan tergenang, lalu dikencingi orang, diberaki binatang, diminum anjing, sehingga tidak suci lagi dan banyak penyakit. Seiring waktu berjalan air yang terjebak itu akan menjadi mudharat buat yang lain. Begitu juga orang yang tidak buat gerak dakwah maka dia akan terjebak ke dalam lobang-lobang dunia, kantor, tahta, jabatan, sehingga orang ini akan menjadi rusak dan membawa mudharat bagi orang lain. Ketika dia terjebak dalam lobang dunia maka dia akan mulai meninggalkan sunnah, yakinnya mulai rusak, mulai lalai dari perintah Allah, dan akhlaqnya akan menjadi buruk. Sehingga yang muncul adalah perbuatan merusak seperti mencuri, korupsi, memfitnah, seperti penyakit yang timbul dari air yang kotor. Asbab ini yang terlihat dari umat adalah sisi yang buruk saja.
Sahabat bergerak menyebarkan cahaya Allah, sehingga semua orang dapat mengambil manfaat dari kehidupan mereka. Allah berjanji siapa saja yang menolong Agama Allah maka Allah akan menolong mereka. Kita aja manusia kepada cahaya Allah yang mengeluarkan manusia dari kegelpan. Tambah pengorbanan jangan sampai kerja kita tidak ada peningkatan nanti ada yang marah. Seperti anak kecil ketika dia kecil hanya bisa mencoret-coret saja namun masih di puji-puji oleh orang tuanya dan gurunya. Tetapi jika sudah besar masih kerjanya coret-coret saja tidak ada perkembangan maka ini bisa menjadi asbab dimarahi oleh guru dan orang tuanya. Begitu juga dalam kerja ini jika kita tidak ada peningkatan dalam kerja agama nanti Allah akan marah pada kita. Bagi orang yang sudha lama dalam usaha ini buat peningkatan kerja dan pengorbanan lebih banyak lagi. Orang lama ini seperti mobil yang memimpin di depan, jika mobil yang di depan ini mogok maka mobil yang dibelakang akan berhenti dan akan terjadi kemacetan. Jadi jangan biarkan diri kita berhenti, maju terus, berkorban terus sampai tidak ada lagi yang bisa kita korbankan. Nanti Allah akan tampakkan hasilnya di akherat.
Maulana Yunus, Pakistan Jemaah, Malam Markaz, Kamis Malam, Markaz Indonesia, Mesjid Jami’ Kebon Jeruk, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar