Selasa, 01 Maret 2011

12. Bayan Maulana Ahmad Lath


BAYAN SUBUH
SAHABAT BUAT DAKWAH SAMPAI MATI
Semua manusia ingin yang namanya kebahagiaan. Tetapi Allah hanya memberikan kebahagiaan kepada mereka yang mau mengikuti Nabi SAW saja. Bagi yang tidak mau ikut cara Nabi SAW, maka Allah akan memerangkap mereka di dunia ini. Allah akan buat segala yang mereka lakukan seakan-akan dapat mendatangkan manfaat. Padahal dibalik yang mereka kerjakan yang ada hanya mudharat. Hidup mereka akan terperangkap didunia ini, yang ada hanyalah frustasi, rasa takut, selalu kekurangan, tidak pernah merasa cukup, dan ketidak tenangan.
Nabi SAW adalah model dan contoh terbaik bagi umat ini dalam segala hal :
1.     Fisiknya dari ujung rambut sampai ujung kaki
2.     Kehidupannya selama 24 jam
3.     Prilaku Akhlaqnya dan Fikirnya atas ummat.
Dan seluruh perkara yang nabi kerjakan merupakan sunnah dan menjadi amal sholeh jika kita mengerjakannya. Ketika nanti di pengadilan Allah, seseorang akan dinilai oleh Allah sejauh mana dia dapat menjalani segala aspek dari kehidupan Rasullullah SAW selama 24 jam. Jika tidak, maka orang ini akan mendapatkan masalah. Inilah tolak ukur Agama yang telah ditetapkan Allah pada diri Nabi SAW. Apa itu Agama yaitu segala hal yang Allah ingini dari diri manusia selama 24 jam. Yang namanya keberhasilan adalah orang yang mampu menyempurnakan kehidupannya seperti kehidupan Nabi SAW hingga ia wafat. Siapa yang mau mengikuti Nabi SAW maka hidupnya akan diberikan sakinah dan rahmat. Inilah yang orang-orang ahli dunia cari-cari yaitu ketenangan dan kebahagiaan. Dan mereka bersusah-susah untuk mendapatkan ini, kerja siang dan malam tak kenal waktu. Padahal Allah sudah berikan jalan yang mudah dan ada contohnya pada diri Muhammad SAW untuk dapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Kita tinggal mengikutinya saja, maka kita akan mendapatkan apa yang dicari-cari oleh Ahlul dunia dengan susah payah.
Allah telah memberi manusia kemampuan untuk membangun Iman dan mengamalkan Agama ke Taraf yang Allah inginkan. Sebagaimana Sahabat berkorban dan mengamalkan agama sampai ke taraf yang Allah mau, sehingga Ma’iyatullah, kebersamaan bersama Allah, ada dalam kehidupan mereka. Orang yang taat kepada Allah, maka kekuatan dan kekuasaan Allah akan ada bersama mereka. Sahabat minta air turun dikebunnya hanya dengan asbab sholat 2 raka’at, lalu Allah datangkan hujan hanya di kebunnya saja. Sahabat asbab sholat 2 rakaat keledai mati jadi hidup kembali. Inilah kekuatan dan kekuasaan Allah yang ada bersama sahabat. Jika Iman dan ketaatan telah sampai ditingkat yang Allah ingini, maka kekuatan dan kekuasaan Allah akan bersama orang itu, sebaimana para sahabat RA.
Hati yang bisa menerima Agama ini seperti biji yang bagus tumbuh dalam tanah sehingga menghasilkan manfaat. Biji ini akan tumbuh menjadi pohon dan mengeluarkan buah-buahan yang dapat dinikmati oleh orang banyak. Namun hati yang tidak bisa meneriman agama ini seperti biji yang bagus ditanam dalam tanah yang gersang, tidak akan dapat tumbuh dan mendatangkan manfaat buat yang lain. Allah mengirim para Nabi dengan membawa 2 senjata :
1.     Dakwah : Membuat Usaha atas Agama pada hati-hati manusia
2.     Do’a : kunci Hidayah dan Nusrotullah
Agama akan wujud dalam diri manusia melalui proses dan tahapan. Seperti pertanian perlu proses  dan perawatan, ada : Pembibitan, Irigasi, pemupukan, penyuburan tanah, dan lain-lain. Begitu juga Iman, Allah telah tanamkan dalam diri manusia kemampuan untuk menerima dan memelihara Benih Iman. Namun untuk perkara ini mereka juga harus melakukan usaha atas Iman. Bagaimana Iman dapat meningkat dan terpelihara. Hanya dengan usaha, Iman akan tumbuh sebagaimana tumbuhnya benih menjadi padi di ladang.
Tangan, Kaki, Mata, Mulut, Telinga, Hati, dan Fikiran ini adalah fasilitas yang Allah berikan kepada manusia untuk membangun dan memelihara Iman. Namun masalahnya pada hari ini, kemampuan yang telah Allah berikan pada diri manusia untuk membangun Iman, digunakan manusia untuk melakukan usaha atas kebendaan dan kekuasaan. Nanti di hari akhir manusia akan menyesal ketika diminta pertanggung jawabannya oleh Allah atas fasilitas yang Allah telah berikan kepada mereka dan digunakan hanya untuk kepentingan Nafsunya saja. Seluruh anggota tubuh kita ini milik Allah maka penting kita mengetahui apa yang Allah mau atas diri kita.
Amal yang baik membuat manusia tawajjuh, bergantung, pada Allah. Tetapi amal yang buruk akan membuat manusia cinta dunia dan takut mati. Jika keinginan kita ini diarahkan kepada memenuhi keinginan Allah maka hati ini akan menjadi baik. Jika keinginan ini diarahkan kepada Dunia dan Hawa Nafsu kita, maka hati ini akan menjadi rusak dan akan sengsara. Jika manusia mengisi hidupnya dengan keduniaan saja maka ini akan merusak amalnya. Dan hasil dari jerih payahnya atas dunia ini adalah Jahannam. Dunia ini bukan tempat untuk memenuhi nafsu dan keinginan kita. Tetapi dunia ini adalah tempat untuk bersabar atas nafsu kita dan hanya untuk memenuhi keinginan Allah. Hanya ada dua pilihan dalam setiap saat dan keadaan :
1.    Melakukan Amal Sholeh    → Hasilnya adalah SurgaNya Allah
2.    Melakukan Amal Buruk    → Hasilnya adalah NerakaNya Allah.
Amal ini seperti gula jika dimasukkan ke dalam air putih, kopi, susu, atau teh, semuanya akan menjadi manis. Begitu juga amal agama ini, akan memberikan rasa manis pada hidup, rasa tenang dan tentram dalam hidup, walaupun dia hidup miskin ataupun kaya, sehat ataupun sakit, dikota ataupun didesa, laki ataupun perempuan.
Saat yang paling penting dalam kehidupan manusia ini adalah menjelang dia sakratul maut. Apakah dia meninggal dengan membawa Iman atau tidak. Umar RA berkata, “kamu hidup sebagaimana kamu akan mati, Kamu akan dihidupkan sebagaimana kamu telah dimatikan.” Jika kita hidup dengan penuh maksiat maka matipun akan membawa kemaksiatan. Jika kita mati dalam keadaan maksiat maka kita akan dibangkitkan dalam keadaan bermaksiat kepada Allah. Amal baik akan membuat manusia mati dalam keadaan beriman kepada Allah. Sedangkan amal buruk akan membuat manusia mati dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. Sedangkan kita nanti akan dibangkitkan sebagaimana kita dimatikan apakah dalam keadaan beriman atau tanpa iman. Jika kita mati, ini akan menjadi perbedaan yang besar dan membawa pengaruh yang besar bagi mereka yang melakukan amal baik dan amal buruk. Amal baik walaupun itu sebesar biji atom itu dapat menyelamatkan kita dari adzab api neraka. Sedangkan amal buruk dapat memperlama kita mendekam dalam neraka.
Karena Amal baik dan Buruk ini nanti :
1.    Dikubur ada orang yang tenang karena Iman dan amal sholehnya dan ada orang yang tersiksa karena Iman dan amal buruknya.
2.    Di mahsyar ada orang yang tersenyum-senyum karena menerima catatan amal dari tangan kanan dan ada yang orang yang dalam keadaan hina menerima catatan dari tangan kiri.
3.    Karena Iman dan Amal pilihan mereka hanya dua yaitu menuju Surga atau menuju neraka.
Hanya dengan Iman yang kuat kita dapat menghindari dosa. Allah telah memutar balikkan kehidupan suatu umat semata-mata karena perubahan pada Iman mereka. Jika kebesaran dunia telah masuk dalam hati maka kebesaran Allah akan keluar dari dalam hati. Anbiya AS tidak pernah menharapkan balasan apapun dari dunia ketika berdakwah. Walaupun hanya sekedar ucapan terima kasih. Mereka selalu menjaga hati mereka agar tidak bocor sehingga dunia dapat masuk kedalam hati mereka.
Sekarang manusia sibuk mencari uang karena mereka menyangka merekalah yang menghidupkan keluarga mereka. Padahal semua kehidupan ini dari rezki berupa udara, tumbuh-tumbuhan, makanan, dan pakaian semuanya dari Allah dan Allahlah yang memelihara. Ini adalah perkara Iman yang membedakan seseorang dari tujuan hidupnya. Orang mempunyai tujuan hidup dunia karena dia merasa dialah yang menanggung kehidupan dunia. Tetapi orang beriman yang dikejar adalah Allah dan kehidupan akherat karena dunia ini Allahlah yang menanggung dan memelihara semuanya. Jika kita menyadari bahwa Allahlah yang memberi kita kehidupan dan kebahagiaan maka kita akan senantiasa menyibukkan diri kita dalam amal-amal hanya untuk menyenangkan Allah Ta’ala saja. Tetapi karena kita tidak mempunyai keyakinan ini sehingga mencari uang atau nafkah kita jadikan sebagai maksud tujuan hidup.
Ruh dari setiap amal ini adalah keyakinan yang benar terhadap janji-janji Allah, Ihtisab. Apa janji Allah dalam amal puasa, zakat, sholat, dan lain-lain. Tujuan dari kerja nubuwat ini adalah mendatangkan agama secara sempurna dalam kehidupan setiap orang dimana saja. Bagaimana Al Qur’an ini dapat wujud dalam diri kita sebagaimana Al Quran wujud dalam diri Nabi SAW dan para sahabat. Maka disini peran 6 qualitas sahabat diperlukan dalam mencapai peningkatan pengamalan Agama secara sempurna. Atas perkara ini kita perlu tumpahkan seluruh kemampuan yang Allah berikan kepada kita untuk membuat suatu usaha mengenal Allah dan menjalankan kehendak Allah. Kalau kita tidak ada keyakinan terhadap Allah sebagai Rabb kita, sebagai pemelihara kita, maka kehidupan kita akan menjadi lebih rendah dari kehidupan binatang. Tidak bisa membedakan antara haram dan halal, antara Haq dan yang bathil. Semuanya dikerjakan menurut nafsunya saja karena hatinya sudah buta, tidak dapat melihat kebenaran lagi.
Bagaimana Allah mengajarkan Iman kepada Musa AS dengan QudratullahNya. Allah berfirman kepada Nabi Musa AS, “Apa yang ada di tangan kananmu wahai Musa.” Lalu Musa AS menjawab, “Ini adalah tongkatku untuk mengambil buah-buahan, menggiring domba, dan menghalau srigala.” Musa menjelaskan manfaat dari tongkat yang dia pegang. Lalu Allah perintahkan Musa AS untuk melempar tongkatnya. Seketika tongkatnya menjadi Ular yang bisa mendatangkan mudharat baginya. Lalu Allah perintahkan Musa AS untuk mengambil ular itu dari mulutnya yaitu tempat yang paling berbahaya. Ternyata setelah dipegang ularnya menjadi tongkat kembali. Baru disini Musa AS faham perkara Iman dan perkara kekuasaan Allah yang mampu merubah sesuatu yang bermanfaat menjadi mudharat dan sesuatu yang terlihat mendatangkan mudharat menjadi membawa manfaat. Allah yang menciptakan dan Allah dengan kekuasaannya mampu mengubah-ubah ciptaannya sesuai dengan keinginannya.
Musa AS ingin Bani Israil mempunyai kefahaman ini. Walaupun setelah ditunjukkan kebesaran Allah dihadapan mereka, pada akhirnya mereka tetap ingkar terhadap Allah. Bani Israil adalah umat yang paling banyak disebut didalam Al Qur’an. Kehidupan mereka lebih diistimewakan oleh Allah dibanding kaum-kaum yang lain. Allah telah tunjukkan kebesaran-kebesaran Allah kepada mereka sebagaimana yang telah ditunjukkan kepada Fir’aun Laknatullah Alaih :
1.     Laut terbelah menjadi 12 jalan bagi Bani Israil
2.     Makanan yang datang dari langit selama 40 tahun
3.     Dihancurkannya orang yang paling ditakuti Bani Israil yaitu Firaun, dll.
Namun pada akhirnya Bani Israil tetap ingkar kepada Allah sehingga mereka menjadi umat yang dihinakan oleh Allah sampai hari kiamat. Mereka lalai dari Kebesaran Allah yang telah ditunjukkan kepada mereka dan segala nikmat yang telah diberikan. Maka pada hari ini jika kita lalai dan ingkar dari Nikmat yang telah Allah berikan maka kita akan bernasib sama seperti Bani Israil.
Ketika Keinginan kita berbenturan dengan keinginan atau perintah Allah maka kita harus belajar meninggalkan keinginan nafsu kita demi mengikuti keinginan dan perintah Allah. Seperti Ali RA ketika dalam peperangan dia diludahi oleh musuh, sehingga ia menjadi marah. Lalu timbul nafsu untuk membunuh orang tersebut bukan karena Allah. Ketika menyadari Nafsunya ini akhirnya Ali RA tidak jadi membunuh musuhnya tersebut.
Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui, Allah melihat dan mengetahui penderitaan Nabi SAW ketika beliau berjaulah, keliling dakwah, di Mekkah. Beliau dihina, diludahi, ditimpuki batu di thoif, diboikot tidak diberi makan, Allah mengetahui semua ini. Allah melihat dan mengetahui penderitaan Nabi SAW ketika pamannya Hamzah dibunuh dan dimakan hatinya. Dan ketika pamannya Abbas RA, dipotong kupingnya. Ini karena Allah ingin menetapkan level Iman dan pengorbanan sampai ke tingkat yang Allah mau. Maka ketika level Iman dan pengorbanan sampai kepada level yang Allah mau, barulah Allah turunkan pertolongan yang bercurah-curah kepada umat Islam.
Asbab pengorbanan dan Akhlaq Nabi SAW, maka orang yang mau membunuh Nabi SAW dan memusuhi Islam, orang yang sama menjadi muslim dan Mati Syahid dalam membela Islam. Seperti Wahsyi budak yang membunuh Hamzah RA, Ikrimah RA anaknya Abu jahal, dan lain-lain. Asbab fikir dan pengorbanan yang tinggi untuk hidayah Allah, Allah jadikan musuh kita menjadi teman setia kita sebagaimana Nabi SAW dengan Umar Al Farouq RA.
Rasullullah tidak pernah membenci orang kafir, tetapi yang dibenci oleh Nabi SAW adalah kekafirannya. Nabi SAW pernah menangisi seorang anak Yahudi yang meninggal belum sempat mengucapkan kalimat Iman. Dan ketika perang Badr, para sahabat berkata bahwa tawanan sebaiknya dibunuh saja sebagai persembahan mereka kepada Allah. Tetapi Nabi SAW bersabda mahfum hadits bahwa Allah tidak memerlukan orang mati dalam keadaan kafir. Bahkan Nabi SAW memerintahkan Sahabat untuk Iqrom kepada tawanan perang dan memberi mereka Dakwah agar mau masuk Islam. Jika dalam 3 hari mereka masih menolak Islam, Nabi SAW perintahkan untuk membebaskan mereka.
Para Sahabat  karena melakukan usaha atas Iman selama 13 tahun di mekkah dengan penderitaan dan pengorbanan, maka ketika perintah sholat, zakat, puasa, dan menghentikan minum khamr turun, mereka kuat melakasanakannya. Dan ketika hijrah ke madinahpun mereka masih kuat mengamalkan agama secara sempurna karena Istiqomah mereka dalam usaha atas Iman ini. Mereka tidak pernah berhenti usaha atas Iman, sampai mereka mati. Bagaimana Sahabat Abu Ayub Al Anshari melakukan usaha atas Iman dan memilih mati dalam usaha atas Iman. Abu Ayub Al Anshari dalam pesannya yang terakhir berkata, jika dia meninggal ketika keluar di jalan Allah, dia minta di kuburkan di tempat yang mereka tuju agar bisa menjadi saksi di pengadilan Allah. Sekarang orang yang sudah keluar 40 hari berkata sayakan sudah keluar 40 hari, apalagi yang diinginkan. Inilah kesalah fahaman kita terhadap usaha atas Iman, beda dengan sahabat. Kita buat usaha ini sampai mati, tidak hanya 40 hari atau 4 bulan, agar kita mati dalam keadaan Iman yang istiqomah. Sahabat buat usaha atas Iman sampai mereka mati, sehingga mereka bisa menjaga Iman mereka walaupun ajal menjemput.
Karena usaha dan pengorbanan yang terus menerus dilakukan oleh para sahabat, Madinah yang tadinya kota penuh maksiat dan kejahillan berubah menjadi kota yang hidup suasana amal agama. Bahkan orang Munafiqpun jadi turut mengikuti standard kehidupan sahabat pada waktu itu. Inilah kekuatan usaha Nabi SAW, yang mampu merubah kegelapan yang berlapis-lapis lenyap dengan cahaya hidayah Rasullullah SAW.
Ketika Haji terakhir, Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk membawa suasana madinah ini keseluruh pelosok dunia. Sehingga para sahabat pergi keseluruh pelosok negeri untuk menjalankan dan melanjutkan usaha nubuwat ini. Sebelum Rasullullah SAW wafat, beliau mewariskan tugas beliau kepada umat ini, bersama dengan kekuatan yang dibawa oleh usaha ini. Dengan kekuatan usaha nubuwat ini, para sahabat mempengaruhi perubahan dalam kehidupan manusia di dunia. Sahabat mampu menguasai 2/3 dunia dibawah kepemimpinan Umar Al Farouq RA asbab usaha nubuwat. Saat ini dunia boleh berubah ubah, tetapi usaha nubuwat ini dan kekuatan yang bersama usaha ini akan tetap sama. Allah telah ubah dunia ini dengan kekuatan dakwah Nabi SAW dan para sahabat. Dan Allah akan ubah dunia ini lagi kembali seperti di jaman Sahabat mengamalkan agama jika kita mau buat usaha dakwah.
Maulana Ahmad Lath, Masyeikh India, Nizammuddin, New Delhi, India

Tidak ada komentar:

Posting Komentar